Madiun (ANTARA
News) - Seperti sudah tradisi, bentrokan yang melibatkan pesilat
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kembali terjadi di Madiun, Jawa
Timur yang kali ini mereka berseteru dengan warga.
Bentrokan
terjadi dengan warga di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Manguharjo, Kota
Madiun, saat konvoi pesilat PSHT sedang dalam perjalanan pulang usai
berziarah Suronan (1 Muharram), Selasa.
Seorang terluka dalam
kejadian itu. Muhammad Akbar (16), warga Pangkur, Kabupaten Ngawi
mengalami luka di bagian kepala dan sempat menjalani perawatan di Klinik
Bhayangkara Kota Madiun.
"Saat itu saya dan rombongan hendak pulang ke Ngawi seusai nyekar.
Tiba-tiba di lokasi ada aksi saling lempar batu dan mengenai saya.
Kira-kira rombongan saya ada 50 orang," ujar Muhammad Akbar kepada
wartawan.
Ia mengaku tidak tahu siapa yang menyulut emosi terlebih dahulu,
sebab kejadiannya sangat cepat dan tiba-tiba saja batu sudah dilempar.
Polisi yang berpatroli langsung mengamankan kawasan sekitar. Massa
yang sedang konvoi diminta melanjutkan perjalanan pulangnya ke arah
Kabupaten Ngawi.
Warga sekitar Jalan Yos Sudarso, Erwin, mengatakan, dirinya melihat
dari rumah ada iring-irangan motor dari arah selatan. Sampai di depan
Gang Rukun, jalan setempat, rombongan tersebut berhenti dan melempari
rumah warga dengan batu.
"Warga yang tidak terima dengan aksi tersebut lantas membalasnya
dan melempari batu juga. Sejumlah atap dan kaca rumah warga ada yang
pecah," kata dia.
Polisi yang datang ke lokasi langsung
mengamankan kawasan kawasan di sekitar lokasi bentrokan untuk
menghindari bentrokan meluas.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Inspektur
Jenderal Polisi Unggung Cahyono telah melarang konvoi anggota perguruan
silat yang melibatkan massa.
Unggung juga mengaku bahwa pihaknya tidak mengeluarkan izin konvoi
yang melibatkan 20 ribu orang yang diajukan koordinator lapangan
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Alasannya, massa sebanyak itu
akan mudah memancing keributan.
"Apalagi dengan mengendarai sepeda motor berknalpot "brong" atau
"racing". Warga akan terganggu dan polisi juga akan sulit
mengendalikannya," ungkap Irjen Polisi Unggung seusai apel pengamanan 1
Muharam di Madiun.
Pihaknya tetap akan mengedepankan upaya preventif dan simpatik.
Namun, jika memang ada yang anarkis, maka akan ditindak tegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar